Mengenal Pendidikan di Negeri Kincir Angin Belanda
Siswa di Belanda (Gambar sbelen.files.wordpress.com) |
Saya (Nia Kania Dewi) Guru SMPN 36 Kota Bandung dan Pengurus Daerah FKG IPS Nasional Kota Bandung, beberapa waktu yang lalu mengikuti Short Course tepatnya tanggal 6-16 Desember 2016 lalu, akan tetapi memang itu termasuk "Unforgettable Moments" bagi saya khususnya. Sehingga walaupun sudah 2 tahun berlalu kesan dan pengalamannya sangat berarti.
Beberapa tempat yang dikunjungi selama disana adalah Windesheim University dan ICLON Leiden University. Selain itu melakukan kunjungan sekolah primary dan secondary education yaitu Van Der Capellen Zwolle, OBS De Krullevar Zwolle, Rijnlands Lyceum Sassenheim dan Wolfert Tweetalig Rotterdam.
Maksud dari kunjungan ke universitas tersebut untuk mendapatkan teori tentang sistem pendidikan yang berlaku di negara tersebut, sedangkan kunjungan ke sekolah untuk pembuktian bagaimana sistem tersebut diterapkan di sekolah untuk selanjutnya setiap temuan didiskusikan kembali dengan para narasumber dosen universitas tersebut.
Windesheim University salah satunya memiliki fakultas Pendidikan. Khusus Fakultas Pendidikan selalu bekerja sama dan melakukan MOU dengan sekolah-sekolah dan menjadikan sekolah menjadi "bagian" dari universitas, dan sekolah dilibatkan dalam pengembangan kurikulum di universitas.
Maksud dari "bagian" tersebut dalam arti universitas selalu melakukan komunikasi dengan sekolah mengenai kebutuhan "pasar" yang nantinya menjadi acuan kurikulum di universitas. Program pengembangan yang dilakukan antara teori, praktik, penelitian dan pelatihan bagi guru-guru.
Untuk usia sekokah di Belanda anak usia 4-12 tahun masuk Primary Education, usia 12-17 masuk Secondary Education dan diatas 17 tahun masuk Tertiary Education. Biaya pendidikan tingkat Primary dan Secondary ditanggung oleh pemerintah.
Jumlah rata-rata siswa dalam 1 kelas untuk Primary Education berjumlah 28 orang, sedangkan Secondary (SMP dan SMA) 28-30 orang dan perguruan tinggi kurang dari 30 orang.
Pada akhir pelajaran dari primary education diadakan test untuk pemetaan yang berfungsi untuk menentukan jalur secondary Education yang akan diikuti siswa selanjutnya. Sebab di secondary education (sekolah menengah) ada 3 jalur yaitu pre vocational, pre college dan pre university.
Sistem penilaian dilakukan oleh lembaga independen yaitu CITO yaitu Central Institute for Testing in Onderwijs yaitu badan penyelenggara standar pendidikan. Jika nilai CITO rendah maka siswa masuk ke vocational education dengan masa pendidikan 4 tahun, dipersiapkan untuk bekerja sedangkan jika nilai CITO tertinggi masuk pre university dengan masa pendidikan 6 tahun.
Untuk 3 tahun pertama semua jenis pendidikan mendapatkan paket bahan ajar yang sama yaitu bahasa Belanda, Bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Spanyol, Geografi, Sejarah, Ekonomi, Matematika, Science, Kimia, Seni Musik, Seni Drama, Olah Raga.
Setelah 3 tahun siswa boleh memilih materi yang akan diperdalam sesuai bakat dan minatnya. Sistem Pendidikan di Belanda mengenal sistem yg disebut "adaptive Education" yaitu sistem pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam belajar.
Adaptive education meliputi 3 hal yaitu :
1. autonomy : bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain
2. Relation : hubungan sosial dengan orang lain
3. Competence : mampu melakukan sesuatu
Contoh penerapan adaptive Education dalam kegiatan sehari-hari di kelas misalnya :
Autonomy dengan cara siswa memeriksa hasil pekerjaan sendiri, memberi tanda pada jawaban yang salah, dan refleksi diri.
Relation dengan cara interaksi melalui memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok. Pembentukan kelompok rata-rata jumlah kelompok kecil, bahkan terutama yang berupa eksperimen (misal dalam mapel science) satu kelompok terdiri dari 2 orang. Sedangkan untuk presentasi sekitar 4 orang dalam 1 kelompok sehingga semua terlibat aktif.
Competence dengan cara guru memberikan instruksi (bukan konten) tentang prosedur bagaimana mengerjakan tugas-tugas. Dalam hal ini guru memberikan tantangan sekaligus dukungan agar kepercayaan diri siswa tumbuh.
Instruksi berupa langkah-langkah berdasarkan prosedur yang disusun guru dalam bentuk lembar kerja. Untuk menjamin kualitas pelayanan pendidikan, setiap sekolah akan dievaluasi secara berkala setiap 4 tahun sekali (mungkin sama dengan akreditasi kalau di Indonesia) berdasarkan :
1. Statistik hasil ujian siswa dalam beberapa tahun
2. Melihat proses pembelajaran di kelas
3. Wawancara dengan siswa
4. Diskusi dengan orangtua dan dewan guru
Hal yang istimewa yang saya temui disana diantaranya adalah Moving Class, dimana kelas seolah "rumah guru", setiap pergantian jam pelajaran guru bertindak sebagai tuan rumah yang menyambut tamu (para siswanya) di pintu sambil menyapa siswanya setiap pergantian jam pelajaran.
Itulah pengalaman menarik tentang pendidikan di negera Belanda. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Get notifications from this blog