Pengalaman Juara OGN 2019
M. Syolihin Juara Ke-2 OGN 2019 |
Salam sejahtera, saya coba buat tulisan ini hanya berupa narasi tentang pelaksanaan OGN tahun 2019. Harapan saya, tulisan ini dapat memberikan gambaran secara teknis tentang berbagai segi dalam pelaksanaan OGN 2019, sehingga bapak atau ibu guru yang akan ikut serta berpartisipasi di tahun-tahun selanjutnya paling tidak memiliki sedikit gambaran. Mohon maaf bagi kawan-kawan yang sudah berpengalaman mengikuti event ini, sekaligus mohon perbaikannya jika terdapat hal-hal yang kurang tepat.
Tahun 2019 ini, seleksi peserta OGN dilakukan melalui dua jalur yakni daring dan berjenjang. Kedua jalur ini dapat diikuti dengan syarat calon peserta harus mendaftar melalui website kesharlindungdikdas. Di dalam menu pendaftaran tersebut, calon peserta wajib mengisi data pribadi serta mengupload beberapa berkas administrasi.
Calon peserta yang memilih jalur berjenjang, akan melaksanakan seleksi bertingkat, mulai tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Bagi peserta yang memilih jalur daring, seleksi dimulai dengan seleksi karya tulis (esai) yang temanya ditentukan oleh panitia pusat. Peserta yang lolos seleksi esai akan diseleksi lagi melalui tes online. Tahun 2019, ada 6 peserta OGN mapel IPS yang lolos dari jalur daring ini.
Jalur berjenjang dimulai dari seleksi di tingkat kabupaten/kota. Instrumen tesnya disusun oleh kabupaten/kota masing-masing. Oleh karena itu, instrumen tes di tingkat ini tidak sama antar daerah. Sebagai contoh, di kabupaten saya (Kabupaten Kayong Utara, Kalbar) tahun 2019 ini, soal tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda 50 butir, disusun oleh dosen-dosen dari Universitas Tanjungpura, Pontianak. Satu orang peserta dengan nilai tertinggi mewakili kebupaten untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi.
OGN Dikdas 2019 |
Di tingkat provinsi, seleksi dilakukan secara tertulis. Adapun instrumen tes disiapkan oleh panitia pusat, sehingga pelaksanaan seleksi tingkat ini biasanya dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Tahun 2019, instrumen tes seleksi provinsi berjumlah 100 soal pilihan ganda (dengan karakter soal mayoritas berlevel HOTS), serta 1 soal uraian dengan level HOTS. Seingat saya, soal tes uraian kemarin berkaitan dengan Revolusi Industri 4.0 dan kaitannya dengan rekayasa sosial dan pembelajaran IPS. Waktu mengerjakan dibatasi selama 3 jam.
Tahun 2019 ini, kami dari KalBar diwakili oleh 3 orang peserta ke tingkat nasional. Idealnya setiap provinsi diwakili oleh 1 peserta dengan nilai tertinggi, namun karena ada daerah yang tidak melaksanakan seleksi dan tidak punya wakil, maka untuk memenuhi kuota peserta panitia pusat mengambil peserta dengan nilai tertinggi. (Mohon maaf, hal ini merupakan asumsi kami saja dari hasil diskusi dengan teman-teman peserta lain, sebab tidak ada informasi resmi terkait hal ini dari panitia pusat).
Di tingkat nasional, peserta dari jalur berjenjang dan daring bertemu. Teknis seleksi di tingkat ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
1. Tes tertulis. Tahun 2019, instrumen tes berjumlah 50 pilihan ganda (yang semuanya berlevel HOTS) dan 5 soal uraian dengan level yang beragam. Adapun soal uraian tersebut kurang lebih sebagai berikut.
- Mengapa guru wajib mengembangkan RPP? Apa hubungan RPP dengan silabus?
- Apa perbedaan energi baru dengan terbarukan? Sebutkan 8 contoh sumber energi terbarukan! Jelaskan pemasangan, penggunaan, pemanfaatan 4 sumber energi terbarukan dari 8 contoh tersebut.
- Jelaskan 8 faktor pendorong perubahan sosial!
- Jelaskan model Hexa Helix dalam pengembangan ekonomi kreatif.
- Hubungan antara globalisasi, revolusi industri, materi pergerakan nasional dalam mempertahankan kemerdekaan, dan upaya pembelajaran untuk menanamkan sikap nasionalisme dan cinta tanah air melalui peta konsep (kurang lebih begitulah, saya sudah sedikit lupa karena banyaknya variabel yang terkait). Bobot tes tertulis ini adalah 50 persen, jadi paling besar porsinya dalam sistem penskoran lomba.
2. Tugas eksplorasi. Setiap peserta diminta untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran IPS yang berorientasi HOTS, kemudian menemukan pemecahannya melalui perancangan skenario pembelajaran (indikator, metode, media, evaluasi) berdasarkan tema tertentu.
Eksplorasi mendapat porsi 30 persen.
3. Presentasi. Hasil eksplorasi kemudian dipresentasikan di hadapan juri selama maksimal lima menit. Sesi tanya jawab berlangsung selama dua menit.
Presentasi mendapat porsi 20 persen.
Dalam hal penilaian bersifat tertutup.
Peserta tidak diberitahu hasil penilaian masing-masing bagian, sehingga tidak tahu persis di bagian mana skor yang cukup baik dan bagian mana yang belum baik. Padahal menurut saya ini penting sebagai bahan refleksi bagi peserta, tidak hanya bagi kepentingan kompetisi, tetapi juga bagi kebermanfaatan dalam menjalankan tugas pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak peserta didik kita.
Rekan-rekan yang hebat, mengikuti kompetisi atau even di tingkat nasional bagi orang daerah seperti saya merupakan kebanggaan, namun kebanggaan dan kebahagiaan terbesar adalah manakala berjumpa dengan rekan-rekan sejawat dari berbagai daerah dengan ragam kultur dan pengalaman. Melalui interaksi itulah, secara sadar maupun tidak banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat kita serap, mampu memperluas perspektif, serta kadangkala menjadi solusi bagi permasalahan yang kita hadapi dalam tugas profesional kita.
Semoga narasi singkat ini bermanfaat. Akhirnya saya ucapkan Selamat menyambut Ramadhan 1440 H, Semoga ibadah puasa kita diterima Allah swt, Amin. (M. Syolihin, Tanah Kayong, 5 April 2019)
Get notifications from this blog